Seribu kematian
Beruntungkah dirimu, menghitung kematianku
Dan mencumbui bangkainya…
Belum pun nafas ini terhenti,
Kau sudah menggali kuburanku
Apakah setelah jasad ku tertimbus
Akan ada temasya diatasnya.
Benar !, aku sudah mati ribuan kali.
Setiap kali aku menyedut wangian indrawi
Dan aku hidup kembali, sekadar untuk mati lagi.
Bahagiakah kau pada kematian ini
Tatkala meletakkan aku dibawah tumitmu.
Siapakah menginginkan kematian sepertiku,
Tidak pernah pun ditangisi…
Apatah lagi untuk dikafankan…
Akankah kejatuhan berakhir seribu tahun lagi,
Atau esok hari aku akan lahir sebagai pengganti.
…dan menghitung masa.
Sememangnya kita pernah berbicara,
Tentang masa dan kehidupan,
Sekaligus kematiannya…
Mungkin dirimu tidak percaya,
Jika sebenarnya aku belum merasai mati.
Tanyalah pada cahaya, yang berbisik kepada angin
Dan daun-daun yang melebarkan redupnya
al-basri
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
5 comments:
salam..bukan mudah untuk memahami jiwa yg penuh dgn rahsia..rahsia kehidupan..suka duka..yang pasti kita hendaklah ikhlas untuk teruskan perjuangan ke jalan yg lurus.goodluck..
Bahan renungan yang sangat menyentuh..
wow...nice poem...
keep writing!
Sukses selalu...
Indah sekali Sobat, walau saya kurang paham makna yang tersirat: aku hidup kembali, sekedar untuk mati lagi...
Persiapkan bekal dulu..sebelum kematian itu datang.. dan bila mau suka2 disinilah tempatnya.. if want to relax .. place here
Post a Comment